"Subhanallah ! Inilah Al-Qur’an Tertua di Dunia yang Ditemukan di Universitas Jerman" Ini ke -->
FACEBOOK | TWITTER | GOOGLE + | PINTEREST
Seperti yang dikutip dari muslimdaily. Ditulis dalam huruf Kufi, manuskrip tersebut dijuluki MA VI 165, disumbangkan ke universitas pada tahun 1864, menggunakan karbon-14 pada tiga sampel naskahnya. Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan manuskrip itu lebih dari 95 persen dibuat pada periode 649-675 Masehi.
Proyek yang dinamakan “Coranica” itu menyelidiki Al-Qur’an dalam konteks latar historis dengan menggunakan dokumen-dokumen seperti naskah dan informasi yang diperoleh dari penggalian arkeologi, sebagaimana yang dilaporkan oleh Press TV .
Universitas Tübingen adalah salah satu universitas tertua di Eropa. Universitas itu berdiri pada 1477. Beberapa tokoh terkenal lembaga itu antara lain: Hegel, Holderlin dan Schelling, Mörike, Uhland, Johannes Kepler dan Wilhelm Schickard.
Saat ini, Universitas Tübingen memiliki 28.500 mahasiswa, 450 profesor dan lebih dari 4000 staf akademik lainnya mengajar di Universitas tujuh fakultas.
Universitas ini memiliki kemitraan dengan lebih dari 150 institusi pendidikan di 45 negara, terutama di Amerika Utara, Asia dan Amerika Latin, serta dengan semua negara-negara di Eropa. 12,6 persen siswa di Tübingen berasal dari luar negeri.
Bukan hal yang aneh, karena ratusan ribu manuskrip telah “diboyong” ke Barat dari Perpustakaan Baitul Hikmah Baghdad dan perpustakaan Islam lainnya, tatkala mereka menjajah negeri-negeri muslim.
Koran Sarq Al Ausath (14/3/2004) menyebutkan bahwa ada 15.000 manuskrip Arab yang berada di Perpustakaan Musium Inggris. Prof. Dr. Muhammad Isa As Shalihiyah dalam bukunya Taghrib Turats Al Arabi baina Ad Diblumasiyah wa At Tijarah (Pembaratan Karya Klasik Arab, antara Diplomasi dan Perdagangan) menyatakan, “Lebih dari 30 dari 72 ruangan yang berada di Musium Inggris dan Eropa berisi peninggalan Mesir yang dicuri, begitu juga di Perancis, walau tidak sebanyak itu”.
Beliau juga mangatakan bahwa Musium Inggris ada setelah didirikan armada Inggris dan sejumlah pasukan perang negara itu membawa turats dan benda-benda bersejarah, bahkan mereka tidak segan-segan memerangi rakyat, untuk memperolehnya.
Khusus, tentang kasus pencurian manuskrip di Iraq, Dr. Ushamah Naqsabandi menulis di Majalah Turatsiyat (edisi Juli, 2006) tentang “serial” penyelundupan manuskrip ke luar negeri seribu satu malam itu, yang sudah berjalan sejak abad 17.
Kasus kejadian yang paling heboh, adalah hilangnya 1200 manuskrip dari Iraq dan berpindah ke Perpustakaan Musium Inggris dan Eropa, yang dilakukan oleh Wilson Bettj, seorang pelancong Inggris. Pada tahun 80-an pihak Iraq telah berusaha meminta kembali manuskrip-manuskrip itu, walau akhirnya gagal
{ 0 komentar... or add one}
Posting Komentar